Kapitanews.com -Langsa- Guru besar IAIN Langsa, Prof. Dr. Ismail Fahmi Arrauf Nasution menilai PMA 68/15 sangat relevan dengan visi misi kementerian agama Republik Indonesia.
Ismail Fahmi mengatakan Menteri sangat selektif dalam menentukan rektor di PTKN dibawah naungan Kementerian Agama,.
"Menteri sangat berhati-hati dalam menentukan orang, tidak berhenti pada hasil wawancara akan tetapi banyak aspek lain yang digali seperti integritas, kapasitas, kapabilitas, dan pengalaman menjadi pimpinan perguruan tinggi. Ada juga unsur birokrasi Kementerian Agama. Semua itu menjadi pertimbangan dalam menentukan terpilih tidaknya calon menjadi rektor".
Dalam prosesnya juga cukup transparan dan terbuka, setiap calon raktor boleh mendaftar dengan mengikuti seleksi administratif dan kualitatif oleh panitia dan senat di PTK masing-masing. pelibatan senat justru dilakukan sejak awal. Jadi Senatlah yang memberikan penilaian awal tentang kelayakan para calon rektor
Kedua, fit and proper test oleh Komisi Seleksi untuk menetapkan para calon yang sebelumnya diseleksi senat PTK dan ditetapkan masuk tiga besar. Hasil fit and proper test dari Komsel ini selanjutnya disampaikan ke Menteri Agama.
Ketiga, Menteri Agama memilih satu dari tiga nama yang diusulkan Komisi Seleksi.
Mengenai sejumlah kritikan dari sejumlah pihak tentang PMA 68/2015, sebaiknya kritikan, gagasan dan masukan lazimnya disampaikan dengan spirit tabayun melalui basis data, akademik dan pengkajian rasional bukan prasangka apalagi fitnah. Tutupnya. (red)
0 komentar:
Posting Komentar